
Sewa Mobil Lombok Lepas Kunci 24 Jam di Bina Trans Indonesia: Solusi Transportasi Praktis dan Terpercaya
July 31, 2025
Gendang Beleq: Warisan Budaya Sasak Lombok yang Melegenda
August 2, 202510 Jajanan Khas Tradisional Lombok yang Wajib Dicoba: Sajian Rasa, Warisan Budaya
Lombok bukan hanya tentang pantai-pantai eksotis, Gunung Rinjani, atau Gili Trawangan. Pulau ini juga menyimpan kekayaan kuliner tradisional yang luar biasa, termasuk jajanan pasar yang masih dijaga kelestariannya hingga kini. Di tengah maraknya makanan kekinian, jajanan tradisional khas Lombok tetap bertahan dengan cita rasa otentik yang mencerminkan budaya dan sejarah masyarakat Sasak.
Setiap jajanan memiliki cerita, mulai dari bahan lokal yang digunakan, cara pengolahan yang diwariskan secara turun-temurun, hingga nilai sosial yang melekat di dalamnya. Jajanan ini bukan sekadar camilan, tapi juga simbol kebersamaan, ritual adat, dan identitas daerah.
Berikut ini 10 jajanan tradisional khas Lombok yang wajib kamu cicipi jika ingin benar-benar merasakan “rasa lokal” yang sesungguhnya.
1. Jaje Reket – Lemper Tradisional ala Lombok
Jaje Reket adalah jajanan dari ketan putih yang pulen, dibentuk lonjong dan dibungkus daun pisang. Biasanya diisi dengan kelapa parut manis, sambal goreng, atau abon ayam.
Keunikan
-
Dimasak dengan cara dikukus atau dibakar.
-
Aromanya wangi dari daun pisang.
-
Bisa dinikmati sebagai camilan pagi atau pengganjal lapar.
2. Ketan Serundeng – Kombinasi Manis dan Gurih
Jajanan ini terbuat dari ketan putih yang dikukus, lalu disajikan dengan serundeng (kelapa parut yang dimasak dengan gula, daun pandan, dan garam).
Daya Tarik
-
Gurih dari kelapa dan santan, manis dari gula merah.
-
Disajikan hangat, cocok untuk sarapan.
-
Banyak ditemukan di pasar pagi dan warung tradisional.
3. Poteng Jaje Tujak – Sajian Fermentasi Penuh Tradisi
Poteng (tape ketan) dipadukan dengan jaje tujak (ketan tumbuk), disajikan dalam acara keagamaan atau upacara adat seperti Maulid Nabi.
Nilai Budaya
-
Dibuat bersama secara gotong royong oleh ibu-ibu kampung.
-
Poteng difermentasi selama 2–3 hari hingga mengeluarkan aroma khas.
-
Melambangkan keharmonisan dan kerja sama antarwarga.
4. Abuk – Kue Kerucut yang Manis Alami
Abuk dibuat dari tepung beras, kelapa parut, dan gula merah, lalu dikukus dalam wadah kerucut dari daun pisang.
Ciri Khas
-
Tekstur agak kasar tapi legit.
-
Rasa manis yang tidak berlebihan.
-
Wangi alami dari daun pisang dan kelapa.
5. Jaje Lemak – Bubur Ketannya Orang Sasak
Jaje lemak berupa bubur kental dari santan, tepung ketan, dan daun pandan, disajikan dengan sirup gula merah.
Nikmat Sederhana
-
Disajikan hangat dalam mangkuk atau daun pisang.
-
Lembut di lidah, cocok disantap malam hari.
-
Biasanya tersedia di warung tradisional pada sore atau malam.
6. Cerorot – Jajanan Berbentuk Terompet dari Daun Lontar
Cerorot (atau celorot) adalah adonan tepung beras dan gula merah yang dimasukkan ke dalam selongsong daun lontar berbentuk kerucut.
Daya Tarik Visual
-
Dibuka dengan cara menarik bagian atas seperti membunyikan terompet.
-
Teksturnya lembut dan legit.
-
Selalu hadir di acara adat seperti nyongkolan dan pernikahan.
7. Kelepon Lombok – Si Manis yang Meledak di Mulut
Kelepon khas Lombok biasanya berukuran lebih kecil dan berisi gula merah cair, dibalut kelapa parut.
Nikmatnya Klasik
-
Tekstur kenyal dari tepung ketan.
-
Lumer gula merah begitu digigit.
-
Umumnya dijajakan oleh ibu-ibu keliling pada pagi hari.
8. Sangan – Camilan Kacang Sangrai Tradisional
Sangan adalah kacang tanah yang disangrai tanpa minyak menggunakan pasir hitam di atas tungku.
Khas dan Autentik
-
Lebih sehat karena tanpa minyak.
-
Tahan lama, cocok untuk oleh-oleh.
-
Memiliki rasa khas yang berbeda dari kacang goreng biasa.
9. Bantal – Jajanan Berbentuk Bantal Mini Isi Kelapa
Bantal terbuat dari ketan putih yang dibungkus daun pisang, berisi kelapa manis. Dibentuk seperti bantal mungil dan dikukus.
Ciri Khas
-
Ketan pulen, isian manis, dan wangi daun pisang.
-
Disajikan hangat dengan teh atau kopi.
-
Bisa ditemukan di pasar pagi atau penjual keliling.
10. Jaje Tujaq Gula Merah – Ketan Tumbuk dengan Siraman Gula
Versi lain dari jaje tujak ini disajikan dengan siraman gula merah cair. Jajanan ini biasa muncul saat upacara keagamaan atau kenduri.
Makna Simbolik
-
Melambangkan kebersamaan dan keberkahan.
-
Dibuat secara komunal oleh masyarakat desa.
-
Rasa legit dan kenyal yang sangat memanjakan lidah.
Nilai Budaya di Balik Jajanan Lombok
Jajanan tradisional Lombok bukan hanya soal rasa, tapi juga identitas budaya. Masyarakat Sasak memiliki tradisi kuliner yang sangat kaya dan penuh makna sosial. Banyak jajanan ini disajikan dalam konteks budaya:
-
Maulid Adat: Jaje tujak dan poteng menjadi simbol syukur dan kebersamaan.
-
Pernikahan & Nyongkolan: Cerorot dan jaje reket selalu hadir dalam baki seserahan.
-
Tradisi gotong royong: Proses pembuatannya sering dilakukan bersama-sama oleh ibu-ibu di kampung.
Dengan tetap membuat dan menikmati jajanan ini, masyarakat Lombok sedang menjaga dan merawat warisan budaya yang sangat berharga.
Tips Berburu Jajanan Tradisional di Lombok
Agar pengalaman kulinermu makin menyenangkan, berikut beberapa tips saat ingin mencoba jajanan khas Lombok:
-
Kunjungi pasar pagi tradisional, seperti Pasar Cakranegara, Pasar Pagesangan, atau Pasar Mandalika.
-
Datang lebih awal (sekitar pukul 06.00–09.00 WITA) untuk mendapat jajanan yang masih segar.
-
Bawa uang tunai kecil karena sebagian besar penjual tidak menggunakan transaksi digital.
-
Tanya langsung pada penjual tentang nama dan cara membuatnya—mereka biasanya ramah dan suka bercerita!
-
Ikut festival atau upacara adat, biasanya akan ada banyak jajanan tradisional disediakan gratis untuk tamu.
Penutup: Menjaga Cita Rasa, Merawat Tradisi
Di balik kesederhanaan bentuk dan bahan-bahannya, jajanan khas Lombok menyimpan cerita panjang tentang kehidupan, kebudayaan, dan semangat gotong royong masyarakatnya. Dalam setiap gigitannya, kamu bisa merasakan bukan hanya rasa manis atau gurih, tetapi juga kehangatan dari tradisi yang terus hidup.
Jika kamu adalah pecinta kuliner yang ingin menjelajahi rasa otentik Indonesia, jangan hanya mencari makanan kekinian. Cobalah untuk melangkah ke pasar pagi, menjelajah kampung, dan mencicipi jajanan tradisional yang sesungguhnya adalah “harta karun rasa” dari Pulau Lombok.
Selamat menjelajah Lombok lewat jajanannya—manis di lidah, dalam di makna.




